Perlawanan terhadap kolial Belanda
1.
Sebab umum perang Padri :
a.
Pada awal abad ke-19, muncul kelompok Gerakan Wahabi di
Sumatera Barat yang bertujuan memurnikan kehidupan Islam. Kelompok pendukung
gerakan ini dikenal sebagai kaum Padri.
b.
Gerakan kaum Padri mendapat tentangan dari kelompok
Kaum Adat.
Sebab khusus Perang Padri
·
Pertemuan antara
kaum adat dengan ulama untuk menyelesaikan semua persoalan selama ini di Koto
Tangah.
·
Pertemuan
ini tidak berhasil, lalu kaum ulama menyerang kaum adat.
·
Kaum adat meminta
bantuan kepada Belanda di Padang pada tahun 1821
c. Tokoh Perang Paderi
Tuanku Imam
Bonjol , Tuanku nan Cerdik, Tuanku Tambusai, dan Tuanku nan Alahan.
d. Perdamaian dilakukan melalui maklumat
"Perjanjian Masang" pada tahun 15 November 1825
Isi Perjanjian Masang adalah:
a.
Penetapan batas daerah kedua belah pihak.
b.
Kaum Padri harus mengadakan perdagangan hanya
dengan pihak belanda
e.
Adapun akhir perang paderi adalah Belanda mengajak Kaum
Padri untuk berdamai pada Tanggal 25
Oktober 1833 melalui “Plakat Panjang” yang berisi:
·
Belanda
ingin menghentikan perang;
·
Tidak akan
mencampuri urusan dalam negeri Minangkabau;
·
Tidak akan
menarik cukai dan iuran-iuran.
·
Masalah kopi, lada dan garam akan ditertibkan
2.
Perang Diponegoro
Penyebab terjadi Perang Diponegoro adalah :
a.
Sebab
umum
·
Penderitaan dan kesenggaraan rakyat akibat pajak.
·
Campur tangan Belanda dalam urusan istana.
·
Munculnya kecemasan dikalangan para ulama karena
berkembangnya Budaya Barat
·
Kaum
bangsawan sangat dirugikan karena sebagian besar penghasilannya di ambil alih
oleh belanda.
b.
Sebab
khusus
· Belanda membuat jalan di
Tegalrejo yang melewati makam leluhur Diponegoro tanpa minta izin terlebih
dahulu.
c.
Tokoh :
Pangeran Diponegoro, Kyai Mojo, Sentot Alibasyah Prawiridirjo
d.
Siasat perang :
·
Perang gerilya ( P.Diponerogo)
·
Benteng stelsel(Belanda oleh Jenderal de Kock)
Tujuan Strategi Benteng Stelsel adalah:
· Mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro
· Memecah belah pasukan Diponegoro
· Memperlemah ruang gerak pasukan Diponegoro
· Mencegah masuknya bantuan untuk pasukan Diponegoro
· Memperlancar hubungan diantara pasukan belanda
apabila mendapatkan serangan tiba- tiba dari pasukan Diponegoro
3. .Perang Aceh
a. Latar Belakang.
Traktrat Sumatra
(yang ditandatangani Inggris dengan Belanda) memberian kebebasan bagi Belanda
untuk memperluas daerah kekuasaan di Sumatra, termasuk Aceh.Hal ini merupakan
ancaman bagi Aceh memperkuat diri, sehingga menjalin hubungan dengan Turki, dengan Konsul Italia, bahkan dengan Konsul
Amerika Serikat di Singapura. Belanda memberikan ultimatum, namun Aceh tidak
menghiraukannya sehingga terjadilah perang aceh.
b. Tokoh
Panglima Polim, Teuku Imam Lueng Bata, Cut
Banta, Teungku Cik Di Tiro, Teuku Umar dan isterinya Cut Nyak Dien.
Sulitnya mematahkan perlawanan rakyat Aceh,
pihak Belanda berusaha mengetahui rahasia kekuatan Aceh, terutama yang
menyangkut kehidupan sosial-budayanya. Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronye
(seorang ahli tentang Islam) untuk meneliti soal sosial budaya masyarakat Aceh.
Dr. Snouck Hurgronye menyamar sebagai seorang ulama dengan nama Abdul Gafar
Kesimpulan dr.
Snouck setelah menyamar menjadi ulama aceh yaitu:
·
Belanda harus mengesampikan sultan karena
sultan dianggap pemersatu
·
Untuk melawan rakyat aceh belanda harus
melakukan perang secara besar- besaran
·
Setelah berhasil belanda harus memberikan
kesejahteraan
c.
Politik
yang diguakan Belanda untuk menaklukan Aceh
·
politik "de vide et impera
·
Politik benteng stelsel
d.
Pasukan
Marsose (korps marchausee )yaitu pasukan yang berangotakan prajurit Indonesia
dan perwira
belanda yang mahir bahasa aceh
Akhirnya Belanda Pada tahun 1904, berhasil
memaksa Sultan Aceh untuk menandatangani Plakat Pendek.
Isi plakat pendek yaitu:
·
Aceh
mengakui kedaulatan Belanda atas daerahnya.
·
Aceh
tidak diperbolehkan berhubungan dengan bangsa lain selain dengan belanda.
·
Aceh
menaati perintah dan peraturan Belanda.
·
Dengan
ini, berarti sejak 1904 Aceh telah berada di bawah kekuasaan pemerintah
Belanda.
4.
Perang Makasar
a. Penyebab perang
monopoli perdagangan yang
akan dilakukan VOC di Makasar namun ditentang oleh SultanHasanuddin.
Dalam perang ini Belanda dibantu oleh Arung Palaka dan orang-orang suku Bugis yang
merupakan rival suku Makassar . Dalam akhir perang ini akhirnya Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani
Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667.
Isi Perjanjian Bongaya:
1) Sultan Hasanuddin memberi kebebasan kepada VOC melaksanakan
perdagangan,
2) VOC memegang monopoli perdagangan diSombaopu,
3) Benteng Makassar di Ujungpandang diserahkan pada VOC,
4) Bone dan kerajaan-kerajaan Bugis lainnya terbebas dari
kekuasaan Gowa.
b. Tokoh :
Sultan Hasanudin ( karena
kegigihannya Belandanya menjulukinya
sebagai Ayam Jantan dari Timur)
PERKEMBANGAN PERGERAKAN
KEBANGSAAN INDONESIA
a.
Politik etis
Kebijakan-kebijakan
yang dilaksanakan colonial Belanda di Indonesia seperti : tanam paksa ternyata
membawa banyak kesengsaraan bagi bangsa indonesia sementara pihak Belanda
sangat diuntungkan dengan pulihnya kembali posisi keuangan. Hal ini menimbulkan
reaksi dari rakyat Indonesia bahkan mendapat reaksi keras dari kalangan liberal
di negri Belanda sendiri.
Reaksi
terhadap kebijakan colonial di Indonesia muncul dari seorang golongan liberal
bernama Mr. Courad Theodore van Deventer.
Van Deventer menulis kritikannya dalam jurnal Belanda, de Gids dengan judul Een eereschuld yang berarti hutang budi atau
hutang kehormatan. Atas desakan Van de venter akhirnya ratu Belanda Wihelmina memberi pidato yang isinya mengatakan
“negara Belanda mempunyai kewajiban untuk
mengusahakan kemakmuran dari penduduk Hindia Belanda” Pidato tersebut
menandai dilaksanakannya politik etis atau politik balas budi (trilogy van
Deventer).
Isi politik etis
atau balas budi adalah:
·
Edukasi:
menyelenggarakan pendidikan
·
Irigasi:
membangun sarana dan jaringan pengairan
·
Migrasi: mengorganisasi perpindahan
penduduk
b. Peranan golongan terpelajar
Golongan
terpelajar muncul setelah politik edukasi diterapkan di Indonesia.Golongan
terpelajar adalah golongan yang telah mendapat pendidikan barat. Golongan
ini berusaha menyadarkan rakyat bahwa
membentuk kekuatan social tidak hanya untuk memperbaiki nasib dan
kesejahteraan, tetapi juga untuk kemerdekaan nasional
b.
Peranan Golongan professional
Pelaksanaan politik etis di indonesia tidak hanya berdampak dengan
munculnya golongan terpelajar, tapi juga menimbulkan dampak yang lain yaitu,
timbulnya sosial baru yang dinamakan golongan profesional. Golongan profesional
merupakan golongan terpelajar yang tidak masuk dalam birkrasi pemerintah dan
menjalankan profesinya secara mandiri. Contohnya : Guru, Dokter, Pedagang,dll.
c.
Peranan Pers
Pers sangat berperan penting dalam menumbuhkan kesadaran nasional. Pers
tidaka hanya sekadar memberikan informasi tentang berbagai hal, tetapi juga
dapat memengaruhi dan membentuk opini masyarakat. Atas kesadaran ini pada masa
pergerakan nasional hampir setiap partai politik dan organisasi massa yang ada
di Indonesia mempunyai surat kabar atau majalah. surat kabar / pers pada masa
pergerakan nasional antara lain :Darmo Kondo (Surat kabar milik Budi Utomo),Oetoesan
Hindia (Surat kabar milik Serikat Islam), De Express dan Het Tijdschrift (Milik
organisasi Indische Partij),Hindia Putra, kemudian diganti Indonesia Merdeka
(Milik Perhimpunan Indonesia)
Latihan soal.
Jawablah pertanyaan berikut ini !
1.
Jelaskan sebab
terjadinya perang Paderi di Sumatra barat !
2.
Jelaskan sebab umum Perang
Diponegoro!
3.
Jelaskan sebab
khusus Perang Diponegoro!
4.
Siasat yang
digunakan oleh Belanda dalam mengatasi perlawanan Diponegoro!
5.
Jelaskan sebab
Perang Aceh!
6.
Untuk mengetahui
kelemahan rakyat Aceh Belanda mengirim Snouck hugronje yang menyamar sebagai
seorang ulama bernama......
7.
Tuliskan isi
perjanjian Bongaya!
8.
Mengapa sultan
Hasanudin dijuluki Ayam Jantan dari Timur oleh Belanda ?
9.
Tuliskan isi politik
etis !
10.
Jelaskan peran
pelajar dalam pergerakan nasional !
Komentar
Posting Komentar