RANGKUMAN IPS SEJARAH KLS 7 SM 2 UL 3


Rangkuman IPS Sejarah Kelas 7 sm 2 U 3
A.Praaksara di Indonesia
Zaman prasejarah merupakan pembabakan peradaban manusia dalam periode sejarah, yang mana pada saat itu belum dikenalnya tulisan atau bisa juga disebut dengan zaman praaksara, sehingga kehidupan manusianya sangatlah sederhana.  zaman prasejarah atau praaksara berdasarkan Geologi.
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan, berdasarkan komposisinya, struktur, sejarah, sifat-sifatnya, dan juga proses pembentukannya, dan orang yang memelajari dan mendalami ilmu geologi disebut geolog. Berdasarkan geologi, zaman praaksara dibagi menjadi 4, ada zaman tertua (Arkaekum), zaman primer atau zaman hidup tua (Paleozoikum), zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan (Mesozoikum), serta zaman hidup baru (Neozoikum).
a. Arkaekum
Zaman ini merupakan zaman tertua, kira-kira berlangsung selama 2.500 juta tahun. Pada saat itu, kulit bumi masih panas lho.  Alhasil, pada zaman ini belum ada kehidupan. Lantas kapan kehidupan itu muncul?
b. Paleozoikum
Pada zaman ini kehidupan mulai muncul. Zaman primer atau zaman hidup tua ini berlangsung sekitar 340 juta tahun. Pada saat itu, makhluk hidup yang muncul seperti mikroorganisme, ikan, amfibi, reptil, dan juga binatang-binatang lain yang tidak bertulang punggung. Di bawah ini adalah gambar makhluk hidup yang hidup pada zaman Paleozoikum:
c. Mesozoikum
Zaman ini bisa juga disebut zaman sekunder atau pertengahan,kira-kira berlangsung selama 140 juta tahun. Pada zaman pertengahan ini, jenis reptil mencapai tingkat yang terbesar, sehingga pada zaman ini sering disebut juga dengan zaman reptil. Setelah berakhirnya zaman ini, maka muncul kehidupan yang lain, yaitu jenis burung dan binatang menyusui. Namun, tingkat populasinya masih sangat rendah.
d. Neozoikum
Zaman yang ke 4 ini sering disebut juga zaman hidup baru. Zaman ini dapat dibedakan menjadi dua zaman, yaitu:
1) Tersier atau zaman ketiga
Zaman tersier berlangsung kira-kira selama 60 juta tahun. Zaman ini ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui seperti kera.
2) Kuartier atau zaman keempat
Zaman kuartier ditandai dengan adanya kehidupan manusia, sehingga zaman ini menjadi zaman terpenting, kemudian dibagi lagi menjadi dua zaman, yaitu zaman Pleistocen dan Holocen.
a) Zaman Pleistocen atau Dilluvium berlangsung kira-kira selama 600.000 tahun. Pada zaman ini ditandai dengan adanya manusia purba.
b) Zaman Holocen atau Alluvium berlangsung kira-kira selama 20.000 tahun yang lalu dan terus berkembang sampai dewasa ini. Zaman ini ditandai dengan munculnya manusia jenis Homo Sapiens yang memiliki ciri-ciri seperti manusia yang hidup pada zaman modern sekarang.
Pembabakan kehidupan manusia pada masa pra-aksara dibagi menjadi beberapa zaman berdasarkan teknologi yang digunakan. Berdasarkan peninggalan arkeologi
a. Zaman Batu Tua
Zaman batu tua disebut juga paleolitikum atau masa berburu dan meramu. Pada zaman ini, kehidupan manusia masih sangat tergantung pada alam dan berpindah-pindah (nomaden). Makanan didapat dari sumber makanan yang ada di sekitar tempat tinggal. Tempat tinggal manusia pada masa tersebut biasanya dekat dengan sumber air yang berpohon banyak dan berelief datar. Alat-alat yang digunakan masih sangat sederhana bentuknya dan terbuat dari batu atau tulang.
b. Zaman Batu Tengah
Zaman batu tengah disebut juga mesolitikum atau masa berburu dan meramu tingkat lanjutan. Pada zaman ini, manusia hidup di gua-gua dan masih berpindah-pindah. Makanan didapat dengan cara berburu hewan-hewan liar dan buah-buahan dari pepohonan yang ada di hutan. Manusia masih menggunakan alat-alat terbatas yang terbuat dari batu dan tulang dengan bentuk yang lebih baik. Sumber daya alam masih mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia.
c. Zaman Batu Baru
Zaman batu baru disebut juga neolitikum atau masa bercocok tanam. Pada zaman ini, manusia mulai mengenal bercocok tanam dengan cara berladang dan mereka tinggal sekaligus menetap di dekat ladang-ladang yang mereka buat, mereka membabat hutan dengan sistem ladang berpindah. Setelah berkali-kali panen dan kesuburan ladang berkurang, mereka akan berpindah dan membuka ladang baru di tanah yang masih subur. Pada masa ini, manusia mulai memelihara hewan ternak dan hidup dalam kelompok-kelompok besar serta mulai mengenal kepemimpinan secara terbatas. Peralatan yang digunakan masih terbuat dari batu yang diasah hingga halus dan berbentuk lebih baik.
d. Zaman Logam
Zaman logam disebut juga masa perunggu dan besi atau masa perundagian. Pada zaman ini, manusia telah menetap dan mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan keahlian tertentu. Oleh karena itu, kehidupan masyarakat pada zaman ini telah mengenal adanya pembagian status berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki. Manusia pada zaman ini juga telah mengenal peralatan yang terbuat dari logam tertentu yang mudah didapat seperti perunggu dan besi.
Bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barang-barang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs sejarah.
Periodisasi
Zaman Batu
Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:
 Zaman Batu Tua
Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.
Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:
1.      Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
2.      Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis)
Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)
 Zaman Batu Tengah
1. Ciri zaman Mesolithikum:
1.      Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
2.      Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.
3.      Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)
4.      Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
5.      Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
6.      Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.
2. Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:
a. Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)
b. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
c. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)
3. Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua–Melanosoid
 Zaman Batu Muda
Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:
1.      Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
2.      Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,
3.      Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
4.      Pakaian dari kulit kayu
5.      Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)
Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)
Zaman Batu Besar
Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain: 1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang. 2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang 3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup) 4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat 5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup 6. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka
Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:
Zaman Perunggu
 Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
1.      Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
2.      Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
3.      Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
4.      Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)

Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
1.      Mata Kapak bertungkai kayu
2.      Mata Pisau
3.      Mata Sabit
4.      Mata Pedang
5.      Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)
Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.
Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.
B. Perkembangan kehidupan masa praaksara di indonesia
Pada saat makanan (tumbuhan dan binatang) yang disediakan alam itu berlimpah maka tingkat kehidupan manusia pada waktu itu cukup berburu dan mengumpulkan makanan. Tetapi ketika bahan makanan mulai menipis dan tidak ada lagi, timbulahkemampuan manusia untuk mengolahnya. Perubahan yang terjadi pada alam ini, akan berpengaruh kepada kehidupan manusia. Mereka tidak lagi hidup berpindah-pindah (nomaden), tetapi mulai pada kehidupan yang menetap.
Berikut ini tahapan kehidupan manusia pada masa pra-aksara di Indonesia.
1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Manusia pada masa ini sangat tergantung pada sumber daya alam. Kebutuhan hidup mereka ada pada alam. Agar dapat bertahan hidup, manusia pada masa ini berburu dan mengumpulkan makanan. Untuk itu tidak mengherankan jika mereka hidupnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang ada sumber makanan. Binatang yang mereka buru, antara lain babi, rusa, burung atau menangkap ikan di sungai, danau dan pantai. Perburuan yang mereka lakukan di hutan-hutan, di sekitar daerah di mana mereka tinggal. Binatang yang berhasil ditangkap biasanya mereka bakar sebelum dimakan. Dengan demikian pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia pada masa ini sudah mengenal api. Selain berburu, mereka juga mengumpulkan umbi-umbian atau tumbuh-tumbuhan yang bisa dimakan. alat-alat yang ditemukan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, antara lain chopper. Alat yang terbuat dari batu ini berupa kapak genggam karena jenis kapak yang tidak bertangkai. Cara menggunakan kapak ini yaitu dengan cara digenggam dengan tangan.

2. Masa Bercocok Tanam
Pada awalnya kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Tahap kehidupan ini ada pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Perkembangan selanjutnya, manusia mampu mengolah alam. Kemampuan awal mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masuk pada masa bercocok tanam.
Pada masa bercocok tanam, manusia pra-aksara memiliki kemampuan menyediakan makanan dalam jangka waktu tertentu. Manusia pra-aksara dapat menyediakan makanannya sendiri karena pada tahap ini, manusia mampu memproduksi tumbuh-tumbuhan dan mengembangbiakan binatang ternak. Manusia mampu menanam berbagai jenis tumbuhan yang semula tumbuh liar, seperti menanam padi dan umbi-umbian. Mereka dapat mengolah tumbuhantersebut sehingga dapat dimanfaatkan sebagai makanan.
Pada tahap bercocok tanam, tempat tinggal manusia tidak berpindah-pindah seperti halnya pada masa berburu dang mengumpulkan makanan. Pada masa bercocok tanam, manusia secara berkelompok sudah mulai hidup menetap. Mereka tidak perlu berpindah-pindah lagi karena persediaan makanan melalui bercocok tanam sudah tercukupi. Masa bercocok tanam manusia pra-aksara menghasilkan berbagai alat kehidupan. Alat-alat itu ada yang terbuat dari batu, tulang, dan kayu. Alat atau benda-benda yang terbuat dari batu pada masa bercocok tanam ini masuk dalam zaman mesolithikum (zaman batu pertengahan) dan neolithikum (zaman batu muda).

3. Masa Megalithikum
Kepercayaan masyarakat pada masa bercocok tanam merupakan perkembangan dari zaman masa berburu dan mengumpulkan makanan. Pada masa sebelumnya, manusia purba sudah mengenal kepercayaan yaitu berupa adanya penguburan. Pada masa becocok tanam kepercayaan masyarakat ini dibuktikan dengan ditemukannya bangunan-bangunanbatu besar atau disebut megalithikum.
Adapun bangunan-bangunan batu pada masa megalithikum antara lain sebagai berikut.
a) Menhir. Menhir berbentuk tiang atau tugu batu tunggal yang didirikan untuk menghormati roh nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di berbagai tempat di Indonesia seperti di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
b) Dolmen. Dolmen adalah meja batu yang berkakikan menhir. Dolmen ini berfungsi sebagai tempat sesaji atau pemujaan kepada roh nenek moyang. Ada pula dolmen yang berfungsi sebagai peti mayat yang didalamnya terdapat tulang belulang manusia, dan ada yang disertai dengan benda-benda lainnya seperti periuk, gigi binatang, dan porselen. Benda-benda ini disertakan sebagai bekal bagi yang meninggal.
c) Sarkopagus atau keranda. Bentuknya seperti palung atau lesung, tetapi mempunyai tutup. Sarkopagus seperti juga dolmen yang berfungsi sebagai peti mayat, di dalamnya terdapat tulang belulang manusia bersama bekalnya. Sarkofagus banyak ditemukan di Bali.
d) Kubur batu. Kubur batu berfungsi sebagai peti mayat, hanya beda bentuknya. Kubur batu dibuat dari lempengan batu yang disusun menjadi peti. Kubur batu antara lain ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat dan Gilimanuk, Bali.
e) Punden berundak-undak. Bangunan batu ini tersusun secara bertingkat-tingkat. Biasanya pada punden     berundak-undak terdapat menhir. Fungsi bangunan ini sebagai tempat pemujaan. Punden berundak-undak antara lain ditemukan di Lebak Sibedug daerah Banten Selatan.
f) Waruga, yaitu kubur batu berbentuk kubus atau bulat, dibuat dari batu yang utuh. Waruga ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Utara.
g) Arca. Arca-arca megalit menggambarkan binatang atau manusia. Binatang-binatang yang digambarkan ialah gajah, kerbau, harimau, dan monyet. Arca-arca seperti ini ditemukan antara lain di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Lampung.

4. Masa Perundagian
Ciri utama zaman ini adalah adanya kemampuan pada masyarakat Indonesia dalam pengelolaan logam. Barang-barang yang digunakan menggunakan bahan dari logam. Barang-barang yang dihasilkan pada masa perundagian ini dengan cara dicetak. Proses pembuatan logam dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama yang disebut teknik bivolve. Dalam teknik yang pertama, yaitu dengan cara menggunakan cetakan-cetakan batu yang dapat dipergunakan berulang kali. Cetakan terdiri atas dua bagian yang diikat. Ke dalam rongga dalam cetakan dituangkan bijih besi yang sudah cair. Kemudian cetakan itu dibuka setelah logamnya mengering.
Cara kedua yaitu teknik a cire perdue. Proses pencetakan cara ini yaitu dengan membuat model benda dari lilin. Model benda dari lilin ini kemudian ditutup dengan tanah liat sampai tidak terlihat bentuknya. Setelah tertutup seluruhnya denganmenyisakan lubang kecil di ujungnya, tanah liat itu dibakar. Lilin akan mencair dan keluar dari lubang yang telah dibuat. Karena lilin mencair, tanah liat itu berongga. Bentuk rongga itu akan sama persis dengan bentuk lilin yang telah cair.
Benda-benda yang dihasilkan dari perunggu adalah sebagai berikut.
a) Nekara. Nekara adalah semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atapnya tertutup. Benda ini memiliki nilai seni yang tinggi, terdapat pola hias yang beraneka ragam.
b) Kapak Corong. Kapak ini terbuat dari logam, bentuknya yaitu bagian atasnya berbentuk corong yang sembirnya belah, sedangkan ke dalam corong itulah dimasukan tangkai kayunya yang menyiku pada bidang kapak. Sering pula disebut dengan kapak sepatu karena hampir mirip dengan sepatu bentuknya. Di beberapa tempat di Indonesia ditemukan kapak corong, seperti di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah dan Selatan, Pulau Selayar, dan Irian dekat danau Sentani. Ukuran kapak corong beragam, ada yang kecil dan sangat sederhana, ada yang besar memakai hiasan, ada yang pendek lebar, ada yang bulat, dan ada pula yang panjang satu sisinya. Kapak corong yang panjang satu sisinya disebut candrasa.
c) Bejana. Bejana perunggu adalah sebuah banda yang bentuknya mirip seperti gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai. Ditemukan di daerah Madura dan Sumatera. Pola hiasan benda ini berupa pola hias anyaman dan huruf L.
d) Arca-arca Perunggu. Seni menuangkan cairan logam untuk membuat arca sudah berkembang pada masa ini. Bentuk patungnya beragam, ada bentuk manusia dan binatang.
e) Perhiasan. Perhiasan yang dibuat pada masa ini berupa gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung dan bandul kalung. Benda-benda tersebut pada umunya tidak diberi pola hias.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rangkuman Otonomi Daerah

Rangkuman IPS Kls 7 Potensi SDM dan Kemaritiman ,Dinamika Penduduk

Rangkuman Flora dan Fauna 2 Kl 7 sm1